keluarah Paria muncul dan pertama kali disaat 3 (Tiga ) Raja yang bersaudara dari kerajaan Luwu bersama pengikutnya melakukan perjalanan. setelah rombongan tersebut melakukan perjalanan dan tiba disuatu tempat tersebut dinamakan Akotengeng fan memutuskan rombongan pertama bersama pengikutnya menetap ditempat itu (Akotengeng). sementara rombongan kedua dan ketiga melanjutkan perjalanan dan sampai disuatu tempat dan menemukan pohon Rumpia, maka mereka sepakat untuk menetap serta menamakan tempat itu yang sekarang dikenal Kelurahan Rumpia. setelah melepas lelah Rumpia, maka Rombongan Ketiga sepakat untuk melanjutkan perjalanan dan tak lama berselang rombongan tiba disuatu tempat yang agak ketinggian dan mereka merasa nyaman oleh tipuan angin sepoi-sepoi, sehingga anak raja yang ketiga tersebut memerintahkan kepada pengawalnya berhenti dan beristirahat ditempat itu dan tanpa sengaja mereka melihat pohon paria yang tumbuh diatas batu (batu lappa) tempat yang dimaksud adalah daerah Mattoanging sekitar Mesjid Raya Paria. Rombongan ketiga ini sepakat menamakan tempat ini PARIA .
Begitulah asal mula Paria yang telah dipimpin/diknakhodai oleh beberapa Arung yang disebut Arung Paria dan kini telah berkembang menjadi kelurahan yang telah dimekarkan menjadi 4 (empat) kelurah yang dipimpin oleh seorang Lurah yang arif dan bijaksana yaitu Andi Gusti Hatta.
Adapun Pemekaran Kelurahan Paria antara lain :
1. Kelurahan Paria
2. Kelurahan Uraiyang
3. Kelurahan Macanang
4. Kelurahan Limpomajang